Menurut Sumber Kepolisian Kematian SF Murni Laka Lantas.
Reporter: Jonias Titus Ohoiner Media Buser Investigasi
Kamis. 9 Februari 2023
Jam 9 : 00 WIB
KOTA SORONG, MEDIA BUSER.COM – Siswa SMA President yang meninggal dunia di Jakarta beberapa waktu yang lalu, dinyatakan murni kecelakaan lalu lintas hal dengan tegas disampaikan Jevries N.
Kewetare menanggapi pemberitaan oleh salah satu media ternama dikota sorong yang disampaikan keluarga SF beberapa saat yang lalu bahwa anaknya J diduga sebagai pelaku pembunuhan terhadap almarhum SF sebagai teman dekat ucapnya. Kamis 9 Februari 2023.
J bantah tidak benar anak saya setegah membunuh SF. Hal ini dibuktikan dengan surat kematian yang dikeluarkan dari pihak rumah sakit Siloam di jakarta.
Lanjut Jevries .N. Kewetare anak saya ke Jakarta sementara numpang sama kakaknya GS karena sakit, sementara untuk berobat sebelum kembali masuk ke asrama.
Tiba-tiba SF dari sorong datang juga ke tempatnya GS tapi sudah disuruh ke asrama dia sendiri tidak mau beralasan biar sama-sama J ke asrama kalau J sudah sembuh.
Memang mereka berteman dari dulu tapi kata Jevries selama ini kami orang tua tidak pernah ketemu atau kenal secara langsung tapi ibu dari J sering bertelpon dengan ibu SF menanyakan perkembangan anak-anak dan sekolah mereka. SF anaknya prilaku yang baik.
Kronoligis kejadian: Kematian SF
Pada hari kamis tanggal 19 januari 2023 sekitar jam 04.00 WIB anak- anak ini merasa lapar jadi keluar cari makan bersama-sama almarhum SF berboncengan dengan AS dan J dengan motor sendiri.
Pada saat diperjalanan cuaca lagi hujan deras karena sehingga SF mempercepat laju motornya tapi sempat ditegur oleh J agar perlahan saja.
Beralasan akibat hujan jalan licin itulah ditikungan SF tidak dapat mengendalikan lagi motornya sehingga menabrak pembatas besi terpental keluar dan membentur pohon yang luar jalan mengakibatkan SF tidak sadarkan diri.
Melihat peristiwa itu J yang tepat berada di belakang mereka berhenti dan berusaha menolong dibantuin warga kemudian dibawa kerumah sakit siloam dan mendapat pertolongan medis namun kurang lebih satu jam kemudian SF dinyatakan meninggal dunia.
Selanjutnya Jevries mendengar berita duka ini kami berusaha menelpon keluarga dari Almarhum SF tentu Bapak dan Ibunya.
Sampai kurang lebih jam 14.00 WIB baru bisa berbicara dengan orangtua SF dalam pembicaraan itu permitaan tolong kepada kami untuk bisa membantu untuk memulangkan almarhum ke Sorong Papua Barat.
Kami lagi kosong. Tentu sebagai manusia pada situasi begini kalau bisa untuk membantu kenapa tidak ucapnya.
Kami sanggupi minta tolong tersebut dan semua pembiayaan dari rumah sakit sampe disorong Papua Barat kami yang menanggung biaya semuanya.
Sampe anak kami J yang dituduh itu juga turut mengantar almarhum sampe di Sorong Papua Barat.
Begitu almarhum tiba dirumah duka Sorong Papua Barat keluarga melihat kejadian luka lebam dan lain sebagainya.
Dan meminta pihak Polresta Sorong untuk visum.
Reporter Jonias Titus Ohoiner Media Buser Investigasi mencoba mengali Informasi tentang kematian SF untuk dapatkan keterangan akurat dari Kasat BINMAS IPTU Priskila. K.S.Sangkek.S.Trk.S.I.P. menjelaskan bahwa benar ada keluarga almarhum datang SPKT untuk membuat laporan dan meminta visum namun tempat kejadian bukan di Kota Sorong tapi TKP Jakarta.
Ketika keluarga meminta pihak kepolisian mengusut kasus kematian SF. Selanjutnya pihak kepolisian tidak punya dasar untuk melakukan visum jelas TKP lain Wilayah Hukum kata kasat tersebut.
Dasarnya laporan polisi begitu terang menelang harapan keluarga korban kasus kematian SF.
Kasat BINMAS mengakui sudah ada pertemuan antara keluarga Frabuku dan keluarga Kewetare diruang Reskrim sudah dijelas oleh rekan rekan reskrim kepada keluarga alamrhum.
Kedua belah pihak menerima untuk pemakaman almarhum dan nanti kalau yang mau dibicarakan lagi nanti melalui BINMAS tapi hari ini kami undang tapi keluarga kewetare yang datang sedang keluarga Frabuku tidak hadir.
Karena di BINMAS sifat mengundang jadi kalau tidak datang ya sudah tandasnya.
Lanjut Jevries setelah pertemuan malamnya keluarga kami di telpon dicaci maki, di ancam dan anak kami dituduh telah membunuh SF , mendengar hal ini sudah tentu sebagai orang tua shock dan tidak menerima tuduhan kepada anak kami atas apa yang tidak dilakukannya.
Kalau punya bukti anak yang melakukan pembunuhan sebagai Bapak saya siap bertanggungjawab, tapi karena tidak benar saya akan menuntut nama baik keluarga saya dan nama baik anak kami J.
Kata Jevries merasa heran kenapa kami diancam dan rumah kami dirusakan apa dasarnya dengan nada tanya?.
Tapi semua sudah terjadi sebagai warga yang dilindungi hukum saya sudah buat laporan polisi dan semua berproses dikepolisian.
Kata Jevries yang kita pahami kematian itu pasti dan kematian kembali Kepada Yang Maha Kuasa,
mati dengan cara apa sudah kehendak kita bisa menerimanya mengakhiri pembicarannya. Joe (*)